Use LEFT and RIGHT arrow keys to navigate between flashcards;
Use UP and DOWN arrow keys to flip the card;
H to show hint;
A reads text to speech;
20 Cards in this Set
- Front
- Back
Gejala kardinal pada delirium, demnsia, dan gangguan amnesik |
Gangguan kognitif (memori, bahasa, atensi, dll) |
|
Terminologi gangguan mental organik dan gangguan fungsional |
Mental organik : ada kondisi patologis yang dapat diidentifikasi, contoh tumor otak. Dikaitkan dengan neurologi. Fangsional : tidak ada dasar organik yang dapat diterima secara umum, contoh depresi. Dikaitkan dengan psikiatri |
|
Subkategori delirium |
1. kondisi medis umum ex infeksi 2. Terinduksi obat, ex kokain opioid fensiklidin 3. Etiologi multipel, ex trauma kepala dan penyakit ginjal 4. Delirium tak tergolongkan ke tempat lain, ex kurang tidur |
|
Subkategori demensia |
1. D tipe alzheimer 2. D tipe vaskular 3. Kondisi medis lain, ex: HIV, trauma kepala, Parkinson, Huntington, Pick, Creutzfeldt Jakob 4. Terinduksi zat, ex:bensin, atropin 5. Etiologi multiple 6. Tak tergolongkan di tempat lain |
|
Subkategori gangguan amnesik |
1. Karena kondisi medis (hipoksia) 2. Karena racun/obat, ex marijuana, diazepam 3. Tak tergolongkan |
|
Tools evaluasi klinis kognisi |
MMSE - Mini mental state examination
Terdiri dari 5 kategori 1. Orientasi (waktu, tempt, orang) 2. Registrasi (100-7, menyebutkan nama) 3. Mengingat 4. Bahasa 5. Konstruksi
Skor maks: 30. Cut off point: 26 |
|
Ceritakan tentang definisi delirium |
Bukan penyakit, tapi sindrom
Ada gangguan tingkat kesadaran dan gangguan kognitif dalam waktu singkat
Umumnya awitan mendadak (hitungan jam/hari) Umumnya kausa dari luar SSP, ex: ginjal, hati |
|
Gejala khas pada delirium |
Gangguan kesadaran, biasanya terjadi pada gangguan fungsi kognitif menyeluruh |
|
Gejala psikiatri dan neurologis pada delirium |
Psikiatri: gangguan mood, persepsi, perilaku Neurologis: tumor, asteriksis, nistagmus, inkoordinasi, dan inkontinensia urin |
|
Kemungkinan etiologi delirium |
- penyakit susunan saraf pusat (epilepsi) - penyakit sistemik (gagal jantung) - intoksikasi/putus obat - hipoksia/demam - deprivasi sensori - obat²an (antikolinergik, steroid, antipsikotik, antihipertensi, insulin, etc) - post op -electrolyte imbalances |
|
Gambaran inti delirium |
- terganggunya kesadaran - terganggunya atensi - hendaya kognisi - awitan cepat (jam hari) - durasi singkat (hari minggu) - berfluktuasi sepanjang hari, kadang memburuk saat senja |
|
Gambaran klinis delirium yang prominen |
- disorganisasi proses pikir (tangensial ringan hingga inkoherensi nyata) - gangguan persepsi (ilusi, halusinasi) - hiperaktivitas dan hipoaktivitas psikomotor - gangguan siklus tidur-bangun - perubahan mood (irritabilitas halus hingga disforia, ansietas, bahkan eforia) |
|
Cara memeriksa dan mendiagnosis delirium |
-Lihat tanda2nya. Biasanya awitan mendadak. -Lakukan pemeriksaan MMSE untuk melihat hendaya kognitif. -Lihat riwayat penyakit atau cari dengan pemeriksaan fisik untuk membantu penegakan diagnosis. -Uji lab dilakukan sesuai kondisi klinis pasien. -EEG menunjukkan perlambatan aktivitas secara umum (berbeda dengan depresi/psikosis) |
|
DD delirium |
Demensia, skizofrenia, depresi, gangguan psikotik singkat, gangguan skizofreniform, gangguan disosiatif |
|
Beda delirium dengan 1. Demensia 2. Skizofrenia atau Depresi |
1. Demensia -awitan demensia perlahan -perubahan hendaya kognisi pada dememsia lebih stabil dan tidak berfluktuasi sepanjang hari -tidak ada gangguan kesadaran -jika delirium terjadi pada pasien demensia, disebut dengan demensia berkabut. Diagnosis delirium bisa digekkan jika memang sebeleumnya pasien menderita demensia.
2. Skizofrenia atau depresi -halusinasi dan waham skizo lebih komstan dan teratur. -jika ada halu, biasanya visual atau taktil. Sedangkan pada psikotik lebih umum auditori -skizo tidak mengalami gangguan kesadaran atau orientasi -delirium hipoaktif mirip depresi, dibedakan dengan EEG |
|
Perjalanan penyakit delirium |
Awitan memang cepat, tapi kadang ada fase prodormal (gelisah, takut) berhari² sebelumnya. Selama kausa masih ada, delirium akan terus ada. Biasanya subside 3-7 hari setelah kausa selesai. Makin tua pasien, makin lama delirium, makin lama pulih. Recall apa yang terjadi saat delirium susah, seperti mimpi buruk. Perkembangan menjadi demensia belum jelas. Delirium kadang diikuti oleh depresi atau gangguan stres pasca trauma. |
|
Treatment delirium |
Kausanya ditangani. Beri dukungan fisik, sensorik, dan lingkungan. Rangsangan sensorik jangan dihilangkan dan jangan berlebihan. Buat lingkungan familiar dengan pasien. Temani pasien. Ruangan pasien dibuat tenang dengan pencahayaan yang cukup Pada pasie dengan perban mata, lubangi perbannya. --> bisa jadi delirium perban-hitam. Beri reminder hari tanggal waktu tempat dan situasi di ruangannya |
|
Farmakoterapi yang bisa digunakan untuk gejala delirium |
1. Gejala psikosis -Haloperidol 2-10mg IM diulang dalam 1 jam jika masih agitasi. Setelah tenang, beri secara oral. Untuk mencapai dosis yang sesuai, erikan dosis oral 1.5 kali dari dosis parenteral. -Droperidol: alternatif IV, diperlukan monitoring EEG -hindari fenoziatin
2. Gejala insomnia -Benzodiazepin short acting
Notes: untuk agitasi, jangan beri benzo (sedatif atau hipnotik). Bisa membuat jadi delirium. Jangan beri antikolinergik juga, bisa memoeroarah delirium. Jika agitasi, bisa beri 1. high potency antipsikotik dosis rendah (haloperidol 1-2mg per 2-4 jam sesuai kebutuhan) 2. Second gen antipsychotic
Kalau memang butuh sedasi, kasih short acting benzo. Total dosis haldol efektif perhari 5-50mg |
|
Berdasarkan aktivitas psikomotor, deliroun dibagi jadi |
Hyperactive d. / agitated -sering Hypoactive d. / quiet Mixed |
|
Clinical points for delirium |
|